Minggu, 10 Agustus 2014

RDBMS (Relational Database Management System) and Normalisasi Database

BY Unknown No comments


RDBMS (Relational Database Management System)

RDBMS adalah kependekan dari Relational Database Management System. RDBMS adalah program yang melayani sistem basis data yang entitas utamanya terdiri dari tabel-tabel yang mempunyai relasi dari satu tabel ke tabel yang lain.
Suatu database terdiri dari banyak tabel. Tabel ini terdiri dari banyak field yang merupakan kolomnya. Isi tiap baris dari tabel inilah merupakan data.
Untuk membuat sistem basis data yang terintegrasi maka antara satu tabel dengan tabel lain mempunyai hubungan yang harus selalu diperlihara. Setiap tabel mempunyai sebuah primary key, primary key ini kemudian dihubungkan dengan tabel kedua dan menjadi foreign key untuk tabel kedua ini.
Dengan relational database ini maka data akan secara konsisten disimpan di suatu tabel, kemudian tabel lain yang membutuhkan data lainnya tinggal menghubungkan melalui foreign key.
Sebagai contoh adalah database kampus yang terdiri tabel_mahasiswa, tabel_makakuliah dan nilai.

Field dari tabel_mahasiswa adalah NIM, nama, alamat, tanggal lahir dengan primary_key NIM
Field dari tabel_matakuliah adalah kode_matakuliah, nama_matakuliah, sks dengan primary_key kode_matakuliah.
Untuk tabel nilai kita hanya perlu field NIM, kode_matakuliah dan nilai. Di sini NIM dan kode_matakuliah merupakan foreign_key untuk tabel tabel_mahasiswa dan tabel_matakuliah.

Berbagai macam relasi dalam database
1.                      one-to-one
2.                      one-to-many
3.                      many-to-many
RDBMS akan menjaga agar data-data yang menjadi kunci relasi yang foreign_key dan primary_key ini merupakan data-data yang benar-benar berkaitan satu dengan yang lain. Jika ada data yang salah relasinya, maka RDMBS akan menolak data tersebut. Ini akan memudahkan pembuat program (software developer) dalam melakukan coding karena dibantu pengecekan secara otomatis oleh RDBMS.

One-to-one Satu-ke-satu

Relasi one-to-one merupakan relasi tabel yang jarang digunakan, relasi ini merelasikan satu data sebuah tabel dengan hanya satu data dari tabel lainnya. Indikasi untuk menggunakan tipe relasi ini adalah jika sebuah data memiliki sebuah subset datatertentu yang menerangkan lebih detil data itu, dimana subset data ini tidak dimiliki oleh data tersebut pada umumnya. Sebagai contoh, sebuah product secara umum memiliki id_produk, nama, harga, jenis. Namun pada tipe product tertentu seperti buku, memiliki data tambahan seperti penulis, penerbit, ISBN, tanggal_terbit. Satu data di tabel product hanya terhubung dengan satu data di tabel buku. Jika digambarkan seperti di bawah.


one-to-one1.png


One-to-many Satu-ke-banyak

Relasi one-to-many adalah relasi antar dua tabel dimana satu data (record) dari Tabel 1 bisa terhubung dengan beberapa record di Tabel 2. Misalnya penjualan memiliki id_penjualan, tanggal_jual, kasir. Setiap penjualan bisa terhubung dengan banyak item_penjualan. item_penjualan memiliki id_item,id_penjualan, id_produk, jumlah, harga_jual. Jika digambarkan seperti:

one-to-many.png

Many-to-many Banyak-ke-Banyak

Relasi many-to-many merupakan relasi yang paling kompleks, karena diperlukan tabel lain untuk menghubungkan dua tabel data yang saling berkepentingan. Seperti halnya penjualan bisa terhubung (berkepentingan) dengan banyak product, dan product bisa terhubungan dengan banyak penjualan. Tabel penjualan dan product memiliki relasi banyak ke banyak yang dihubungkan oleh tabel item_penjualan. Contoh lain adalah dosen bisa memiliki banyak mahasiswa dan mahasiswa bisa memiliki banyak dosen. Relasi banyak ke banyak antara dosen dan mahasiswa memerlukan tabel lain, sebut saja tabel mahasiswa_dosen. Jika digambarkan seperti di bawah.


many-to-many.png


Pengertian Anomali Data Base 
Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan ( misalnya menyebabkan ketidakonsistenan data atau membuat suatu data menjadi hilang ketika data dihapus)
Macam Anomali terdiri dari



·  Anomali peremajaan,
·  Anomali Penghapusan, dan
·  Anomali penyisipan



Pengertian Normalisasi Data Base Dan contoh Normalisasi

·         Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksible
·         Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert,update,delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut.
·         *Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga tahap normalisasi antara lain :
·         1. BENTUK TIDAK NORMAL (UNNORMALIZED FORM)
·         Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
·         mengikukti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
·         photo 1........................
·         Untuk mentransformasikan tabel yang belum ternomalisasi di atas menjadi tabel yang memenuhi kriteria 1NF adalah kita harus merubah seluruh atribut yang multivalue menjadi atribut single value, dengan cara menghilangkan repeating group pada tabel di atas.
·         Repeating Group (elemen data berulang) adalah (No_Property, Alamat_Property,Tgl_Pinjam, Tgl_Selesai, Biaya, No_Pemilik, Nama_Pemilik)
·         2. BENTUK NORMAL KE SATU (FIRST NORMAL FORM / 1 NF)
·         Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.
·         Syarat normal ke satu (1-NF) antara lain:
·         1. setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
·         2. tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
·         3. telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
·         4. tiapatribut hanya memiliki satu pengertian.
·         Langkah pertama yang dilakukan pada Tabel Pelanggan Biaya (pada Tabel 9.3) tersebut adalah menghilangkan elemen data yang berulang dengan data-data Pelanggan yang sesuai pada setiap baris. Hasil dari tabel yang telah memenuhi bentuk normal pertama dapat dilihat pada Tabel 9.4. kita dapat mengidentifikasi primary key untuk relasi Pelanggan_Biaya yang masih memiliki composite key (No_Pelanggan, No_Property). Pada kasus ini kita akan memperoleh primary key yang bersifat composite key. Relasi Pelanggan_Biaya dapat didefinisikan sebagai berikut. Pelanggan_Biaya =(No_Pelanggan, No_Property, Nama, Alamat_Property, Tgl_Pinjam, Tgl_Selesai, Biaya,No_Pemilik, Nama_Pemilik)
·         photo 2............
·         3. BENTUK NORMAL KE DUA (SECOND NORMAL FORM / 2 NF)
·         Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.
·         Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut.
·         1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
·         2. Atribute bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.
·         Tabel  Tabel Pelanggan Biaya dalam bentuk normal kedua (2-NF)
·         photo 3..........
·         photo4...........
·         4. BENTUK NORMAL KE TIGA (THIRD NORMAL FORM / 3 NF)
·         Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Misalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c) relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).
·         Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.
·         1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
·         2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja.
·         Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel tersebut telah memenuhi
·         kriteria normal ketiga (3-NF). Seluruh atribut non-primary key pada relasi Property_Pemilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key, kecuali Nama_Pemilik yang masih memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap No_Pemilik. Inilah contoh ketergantungan dari transitif (transitive dependency), yang terjadi ketika atribut non-primary key (Nama_Pemilik) bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary key lainnya (No_Pemilik). Kita harus menghilangkan ketergantungan transitif (transitive dependency) tersebut dengan menjadikan relasi Property_Pemilik menjadi 2 relasi / tabel dengan format / bentuk sebagai berikut.
·         · Relasi / Tabel Property_Untuk_Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Alamat_Property, Biaya, No_PemilikâNo_property
·         {No_property sebagai primary key}
·         · Dan relasi Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Nama_PemilikâNo_Pemilik
·         {No_Pemilik sebagai primary key}
·         Hasil akhir normalisasi tabel Pelanggan_Biaya sampai ke bentuk normal ketiga adalah
·         sebagai berikut X fn[1] `&��%.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
·         4. BENTUK NORMAL KE TIGA (THIRD NORMAL FORM / 3 NF)
·         Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF,
·         namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly
·         peremajaan (update) terhadap relasi tersebut.
·         Misalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c) relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).
·         Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.
·         1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
·         2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja. Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel tersebut telah memenuhi kriteria normal ketiga (3-NF).
·         Seluruh atribut non-primary key pada relasi Property_Pemilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key, kecuali Nama_Pemilik yang masih memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap No_Pemilik. Inilah contoh ketergantungan dari transitif (transitive dependency), yang terjadi ketika atribut non-primary key (Nama_Pemilik) bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary key lainnya (No_Pemilik). Kita harus menghilangkan ketergantungan transitif (transitive dependency) tersebut dengan menjadikan relasi Property_Pemilik menjadi 2 relasi / tabel dengan format / bentuk sebagai berikut.
·         · Relasi / Tabel Property_Untuk_Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Alamat_Property, Biaya, No_PemilikâNo_property
·         {No_property sebagai primary key}
·         · Dan relasi Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Nama_PemilikâNo_Pemilik
·         {No_Pemilik sebagai primary key}
·         Hasil akhir normalisasi tabel Pelanggan_Biaya sampai ke bentuk normal ketiga adalah
·         sebagai berikut:
photo5.............
·         Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.


0 komentar:

Posting Komentar