Minggu, 24 Agustus 2014

Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap kesejateraan Ekonomi

BY Unknown No comments

Jumlah  penduduk adalah salah satu indikator  penting dalam suatu Negara.  Para ahli ekonomi klasik yang di pelopori Adam smith bahkan menganggap bahwa jumlah penduduk merupakan input yang potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat digunakan. Oleh karena jumlah penduduk terus bertambah, maka banyak yang harus dicanangkan untuk mengatasi keadaan jumlah penduduk yang semakin bertambah.  Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat tersebut, mengundang banyak masalah. Tetapi ini tidak berarti pada zaman dahulu masalah kependudukan tidak ada. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara berkembang yang tidak terlepas dari pertambahan penduduk yang cepat.

   Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke tahun ini memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk mendukung kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian. Hal ini tentu saja merupakan masalah bagi pemerintah dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi untuk menuju masyarakat yang sesuai dengan isi UUD 1945.  Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat sekarang ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu bangsa, karena kita lihat sekarang ini kepadatan penduduk di kota-kota besar di Indonesia mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk, jumlah lowongan kerja yang semakin sedikit menyebabkan di Indonesia pada tahun-tahun terakhir banyak perilaku kriminalitas yang terjadi akibat penyimpangan status penduduk yang satu dengan yang lain dan ini menimbulkan status sosial antar masyarakat .
              Namun ahli ekonomi lain yaitu Robert Malthus menanggap bahwa pada kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada suatu keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan pertumbuhan ekonomi malahan dapat menurunkannya. Pada tahun  tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa  dengan laju pertumbuhan sebesar 10.380 juta jiwa  atau sebesar 5.33 persen  dari tahun 1995. Sementara itu persentase penduduk miskin selama periode 1996- 2008 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan dengan itu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah  (RPJM). Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak mecahkan masalah kependudukan : seperti besarnya jumlah penduduk Indonesia dan tidak meratanya penyebaran penduduk di Indonesia. Berbagai usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi telah dilakukan pemerintah melalui berbagai program diantaranya program keluarga berencana (KB)yang dimulai awal 1970-an. Begitu pula usaha – usaha yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk telah dilakukan dengan cara memindahkan penduduk Pulau Jawa diluar Pulau Jawa melalui program transmigrasi. Selain itu dengan telah diberlakukannya program otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi perpindahan penduduk terutama provinsi – provinsi di Pulau Jawa.
A.   Dampak-dampak pertambahan Penduduk
      Indonesia selain mempunyai wilayah yang luas, juga mempunyai jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk ini adalah masalah yang serius bagi negara, sebagai contoh, pulau jawa yang luas nya hanya 7% dari luas Indonesia telah di huni sekitar 60% penduduk Indonesia, kondisi ini mengakibatkan pulau Jawa terlalu berlebihan penduduk dibandingkan pulau-pulau lain :
a.      Dampak Negatif dari pertambahan penduduk antara lain :
      1. Persaingan Lapangan Pekerjaan
Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di   negara  kita yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang terjadi adalah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
      2. Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah diperkotaan yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak memadaidan kondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat bersaing untuk mendapatkan pemukiman yang layak, nyatanya banyak juga masyarakat yang memilih   tetap  tingal yang sudah bertahun-tahun  menjadi  tempat tinggalnya  dengan  alasan sudah terbiasa  dan  warisan dari nenek  moyang sehingga mereka  enggan untuk meninggalkannya.
      3. Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan. Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang berkembangnya kreatifitas  dari  masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri hal tersebut bukan tanpa alasan  karena untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang mana untuk mendapatkan itu semua masyarakat membutuhkan sarana pendidikan, sedangkan di negeri kita ini sarana pendidikan masih belum dapat dirasakan semua rakyatnya karena faktor kemiskinan.
     4. Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi  dengan tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah tenaga kerja guru yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki kesempatan  untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.
b.      Dampak Positif dari pertambahan jumlah penduduk sebagai berikut :
1. Berlimpah nya Sumber Daya Manusia.
         Kita bisa memanfaatkannya sebagai Sumber Daya Manusia (SDA) dari negara kita sendiri, tanpa membutuhkan tenaga dari luar negeri untuk memakmurkan bangsa Ini sendiri dan bisa mengirim tenaga kerja dari Indonesia ke luar negeri, karena berlimpahnya ketersediaannya Sumber Daya Manusia dari Indonesia Itu sendiri.
2. Dapat Meningkatkan Produksi.
          Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, berarti banyak pula tenaga pekerja pekerja di Indonesia yang memproduksi suatu kebutuhan hidup untuk masyarakat Indonesia itu sendiri, tanpa harus membutuhkan produksi dari luar negeri yang tidak kalah saing hasil produktivitas nya.
3. Meningkatkan solidaritas antar Bangsa.
          Bertambahnya penduduk, berarti makin banyak juga aneka ragam suku bangsa di tanah air ini, kita bisa meningkatkan solidaritas antar sesama bangsa setanah air untuk mempersatukan jiwa tanah air, dengan bersosialisasi antar sesama, sehingga dapat mencapai tujuan bangsa bersama sama dengan jiwa solidaritas yang tinggi.
4. Kesempatan Berwirausaha menjadi lebih besar.
         Banyaknya jumlah penduduk bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha, dalam kata lain dapat membuka lapangan kerja baru bagi sebagian besar penduduk di Indonesia, sehingga dapat memproduksi suatu barang atau teknologi yang berguna untuk bangsa itu sendiri, dan memajukan bangsa Indonesia yang saat ini masih dikategorikan sebagai negara Berkembang.
B.   Penanggulangan dampak kepadatan penduduk
Segala sesuatu pasti ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan, baik secara bersama atau individual. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk sangatlah dibutuhkan kkerjasama dari berbagai pihak. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan  untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk adalah :
1.  Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi  jumlah  anak dalam    suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan  mengurangi  jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
3. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
4. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar  akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka  diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan  keluarga berencana
5. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk  rendah  diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Tugu Juang

BY Unknown No comments



Dring....dring...suara handphoneku merengek-rengek layak anak kecil ingin di gendong dan perlu perhatian dari orang dewasa, begitu juga dengan handphoneku yang dari tadi mengiba mengharapku merangkulnya untuk mengangkatnya. Dengan pandangan mata yang masih sayu, aku memaksa mencari dimana arah suara tersebut. Akhirnya kudapati dibawah bantal tidurku.
“Assalamualaikum akhi?”,  ucapan pertama ku dengar ketika aku mengangkat teleponnya. Ternyata telepon dari kk seniorku yang biasa kami panggil kk Korea. Mengapa tidak, karena, dia memiliki mata yang sipit, hidung mancung dan kulitnya putih bersih. “Waalaikumsalam wr.wb akhi?” sahutku menjawab salamnya. “apa kegiatan malam ini? Gimana kalau kita minum teh telor di dekat tugu juang?”, sambungnya, “boleh, ide bagus tu kk, kami tunggu ya?” ucapku merespon keinginannya.  Akhirnya kami sepakat untuk berangkat.
Sore pun berlalu dan malam pun menghampiri, ketika itu tepat pukul 19:00 Wib, terdengar suara motor mendekat kerumahku. Tiin...tiiin suara klakson motor berbunyi kk korea sudah menungguku di luar. Malam ini sebenarnya aku lagi dibalut ke galauan karena, aku ditinggal oleh seseorang yang ku sanyangi dalam hidup ini, mungkin ini cara Tuhan menghiburku ketika tak satupun bisa membuatku tersenyum.
Jreng...jreng...suara motor memberikan aba-aba bahwa dia siap diberangkatkan kemanapun kami menuju. Motor kami melaju pelan, sengaja kami pelankan gasnya untuk menikmati suasana malam dikota Jambi. Keindahan lampu-lampu penghias jalan dan air terjun penghias kota ini begitu indah dan menawan bagi yang memandangnya. Seketika itu aku di fokuskan oelh sesuatu yakni sebuah bangunan tinggi dan diatasnya ada patung seorang pejuang, hmm,,,inilah yang disebut dengan Tugu Juang.
Tiba-tiba kk korea berhenti menancap gas di sebuah tempat bandrek Ariel ketika itu aku sempat membacanya. Kebiasaan anak Jambi, untuk mengisi kekosongan waktu dan menghilang kejenuhan banyak sekali pemuda-pemudi Jambi istirahat di tempat bandrek, begitu juga kami.
Beberapa menit berlau, ketika kami duduk di tempat bandrek Ariel, mataku fokus pada Tugu Juang yang sempat mengalihkan perhatianku. Malam ini hanya satu harapanku dan kk korea akan menghilang masalah kegalauan yang menumpuk dibenak ini dan membuat sebuah ikatan janji dan tugu juang inilah yang menjadi saksi bisu perjanjian ini.
“1. aku akan memulai menulis lagi dan akan selesai tanggal 16 Agustus 2014 dan buku tersebut akan aku hadiah kepada kk korea untuk wisudanya nanti. 2. Hilangkan semua masalah kegalauan dan pemikiran tentang wanita yang bisa merusak mimpi-mimpi dan target kita. 3. Jalani hari dengan senyuman” , begitu janjiku dengan kk korea, semua bukan janji dan hanya omong kosong yang tampa pembuktian. Aku akan mewujudkan menjadi realita.
Hmmm,,,aku tak boleh lemah dan mesti kuat untuk menjalani semua ini dengan keceriaan dan aku ingin kembali menjadi kasrizal yang dulu, yang punya mimpi dan cita-cita tinggi, karena harapan masih panjang dan aku tak mungkin mengakhiri semuanya sampai disini.

Minggu, 10 Agustus 2014

RDBMS (Relational Database Management System) and Normalisasi Database

BY Unknown No comments


RDBMS (Relational Database Management System)

RDBMS adalah kependekan dari Relational Database Management System. RDBMS adalah program yang melayani sistem basis data yang entitas utamanya terdiri dari tabel-tabel yang mempunyai relasi dari satu tabel ke tabel yang lain.
Suatu database terdiri dari banyak tabel. Tabel ini terdiri dari banyak field yang merupakan kolomnya. Isi tiap baris dari tabel inilah merupakan data.
Untuk membuat sistem basis data yang terintegrasi maka antara satu tabel dengan tabel lain mempunyai hubungan yang harus selalu diperlihara. Setiap tabel mempunyai sebuah primary key, primary key ini kemudian dihubungkan dengan tabel kedua dan menjadi foreign key untuk tabel kedua ini.
Dengan relational database ini maka data akan secara konsisten disimpan di suatu tabel, kemudian tabel lain yang membutuhkan data lainnya tinggal menghubungkan melalui foreign key.
Sebagai contoh adalah database kampus yang terdiri tabel_mahasiswa, tabel_makakuliah dan nilai.

Field dari tabel_mahasiswa adalah NIM, nama, alamat, tanggal lahir dengan primary_key NIM
Field dari tabel_matakuliah adalah kode_matakuliah, nama_matakuliah, sks dengan primary_key kode_matakuliah.
Untuk tabel nilai kita hanya perlu field NIM, kode_matakuliah dan nilai. Di sini NIM dan kode_matakuliah merupakan foreign_key untuk tabel tabel_mahasiswa dan tabel_matakuliah.

Berbagai macam relasi dalam database
1.                      one-to-one
2.                      one-to-many
3.                      many-to-many
RDBMS akan menjaga agar data-data yang menjadi kunci relasi yang foreign_key dan primary_key ini merupakan data-data yang benar-benar berkaitan satu dengan yang lain. Jika ada data yang salah relasinya, maka RDMBS akan menolak data tersebut. Ini akan memudahkan pembuat program (software developer) dalam melakukan coding karena dibantu pengecekan secara otomatis oleh RDBMS.

One-to-one Satu-ke-satu

Relasi one-to-one merupakan relasi tabel yang jarang digunakan, relasi ini merelasikan satu data sebuah tabel dengan hanya satu data dari tabel lainnya. Indikasi untuk menggunakan tipe relasi ini adalah jika sebuah data memiliki sebuah subset datatertentu yang menerangkan lebih detil data itu, dimana subset data ini tidak dimiliki oleh data tersebut pada umumnya. Sebagai contoh, sebuah product secara umum memiliki id_produk, nama, harga, jenis. Namun pada tipe product tertentu seperti buku, memiliki data tambahan seperti penulis, penerbit, ISBN, tanggal_terbit. Satu data di tabel product hanya terhubung dengan satu data di tabel buku. Jika digambarkan seperti di bawah.


one-to-one1.png


One-to-many Satu-ke-banyak

Relasi one-to-many adalah relasi antar dua tabel dimana satu data (record) dari Tabel 1 bisa terhubung dengan beberapa record di Tabel 2. Misalnya penjualan memiliki id_penjualan, tanggal_jual, kasir. Setiap penjualan bisa terhubung dengan banyak item_penjualan. item_penjualan memiliki id_item,id_penjualan, id_produk, jumlah, harga_jual. Jika digambarkan seperti:

one-to-many.png

Many-to-many Banyak-ke-Banyak

Relasi many-to-many merupakan relasi yang paling kompleks, karena diperlukan tabel lain untuk menghubungkan dua tabel data yang saling berkepentingan. Seperti halnya penjualan bisa terhubung (berkepentingan) dengan banyak product, dan product bisa terhubungan dengan banyak penjualan. Tabel penjualan dan product memiliki relasi banyak ke banyak yang dihubungkan oleh tabel item_penjualan. Contoh lain adalah dosen bisa memiliki banyak mahasiswa dan mahasiswa bisa memiliki banyak dosen. Relasi banyak ke banyak antara dosen dan mahasiswa memerlukan tabel lain, sebut saja tabel mahasiswa_dosen. Jika digambarkan seperti di bawah.


many-to-many.png


Pengertian Anomali Data Base 
Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan ( misalnya menyebabkan ketidakonsistenan data atau membuat suatu data menjadi hilang ketika data dihapus)
Macam Anomali terdiri dari



·  Anomali peremajaan,
·  Anomali Penghapusan, dan
·  Anomali penyisipan



Pengertian Normalisasi Data Base Dan contoh Normalisasi

·         Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksible
·         Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert,update,delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut.
·         *Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga tahap normalisasi antara lain :
·         1. BENTUK TIDAK NORMAL (UNNORMALIZED FORM)
·         Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
·         mengikukti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
·         photo 1........................
·         Untuk mentransformasikan tabel yang belum ternomalisasi di atas menjadi tabel yang memenuhi kriteria 1NF adalah kita harus merubah seluruh atribut yang multivalue menjadi atribut single value, dengan cara menghilangkan repeating group pada tabel di atas.
·         Repeating Group (elemen data berulang) adalah (No_Property, Alamat_Property,Tgl_Pinjam, Tgl_Selesai, Biaya, No_Pemilik, Nama_Pemilik)
·         2. BENTUK NORMAL KE SATU (FIRST NORMAL FORM / 1 NF)
·         Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.
·         Syarat normal ke satu (1-NF) antara lain:
·         1. setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
·         2. tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
·         3. telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
·         4. tiapatribut hanya memiliki satu pengertian.
·         Langkah pertama yang dilakukan pada Tabel Pelanggan Biaya (pada Tabel 9.3) tersebut adalah menghilangkan elemen data yang berulang dengan data-data Pelanggan yang sesuai pada setiap baris. Hasil dari tabel yang telah memenuhi bentuk normal pertama dapat dilihat pada Tabel 9.4. kita dapat mengidentifikasi primary key untuk relasi Pelanggan_Biaya yang masih memiliki composite key (No_Pelanggan, No_Property). Pada kasus ini kita akan memperoleh primary key yang bersifat composite key. Relasi Pelanggan_Biaya dapat didefinisikan sebagai berikut. Pelanggan_Biaya =(No_Pelanggan, No_Property, Nama, Alamat_Property, Tgl_Pinjam, Tgl_Selesai, Biaya,No_Pemilik, Nama_Pemilik)
·         photo 2............
·         3. BENTUK NORMAL KE DUA (SECOND NORMAL FORM / 2 NF)
·         Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.
·         Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut.
·         1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
·         2. Atribute bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.
·         Tabel  Tabel Pelanggan Biaya dalam bentuk normal kedua (2-NF)
·         photo 3..........
·         photo4...........
·         4. BENTUK NORMAL KE TIGA (THIRD NORMAL FORM / 3 NF)
·         Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Misalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c) relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).
·         Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.
·         1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
·         2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja.
·         Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel tersebut telah memenuhi
·         kriteria normal ketiga (3-NF). Seluruh atribut non-primary key pada relasi Property_Pemilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key, kecuali Nama_Pemilik yang masih memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap No_Pemilik. Inilah contoh ketergantungan dari transitif (transitive dependency), yang terjadi ketika atribut non-primary key (Nama_Pemilik) bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary key lainnya (No_Pemilik). Kita harus menghilangkan ketergantungan transitif (transitive dependency) tersebut dengan menjadikan relasi Property_Pemilik menjadi 2 relasi / tabel dengan format / bentuk sebagai berikut.
·         · Relasi / Tabel Property_Untuk_Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Alamat_Property, Biaya, No_PemilikâNo_property
·         {No_property sebagai primary key}
·         · Dan relasi Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Nama_PemilikâNo_Pemilik
·         {No_Pemilik sebagai primary key}
·         Hasil akhir normalisasi tabel Pelanggan_Biaya sampai ke bentuk normal ketiga adalah
·         sebagai berikut X fn[1] `&��%.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
·         4. BENTUK NORMAL KE TIGA (THIRD NORMAL FORM / 3 NF)
·         Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF,
·         namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly
·         peremajaan (update) terhadap relasi tersebut.
·         Misalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c) relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).
·         Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.
·         1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
·         2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja. Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel tersebut telah memenuhi kriteria normal ketiga (3-NF).
·         Seluruh atribut non-primary key pada relasi Property_Pemilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key, kecuali Nama_Pemilik yang masih memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap No_Pemilik. Inilah contoh ketergantungan dari transitif (transitive dependency), yang terjadi ketika atribut non-primary key (Nama_Pemilik) bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary key lainnya (No_Pemilik). Kita harus menghilangkan ketergantungan transitif (transitive dependency) tersebut dengan menjadikan relasi Property_Pemilik menjadi 2 relasi / tabel dengan format / bentuk sebagai berikut.
·         · Relasi / Tabel Property_Untuk_Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Alamat_Property, Biaya, No_PemilikâNo_property
·         {No_property sebagai primary key}
·         · Dan relasi Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
·          Nama_PemilikâNo_Pemilik
·         {No_Pemilik sebagai primary key}
·         Hasil akhir normalisasi tabel Pelanggan_Biaya sampai ke bentuk normal ketiga adalah
·         sebagai berikut:
photo5.............
·         Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.