Jumat, 28 Maret 2014

Rintisan Hati Oleh Dinda

BY Unknown No comments

Hai senja sudikah kau menemaniku disore nan sendu ini,, mau kah kau mendengar segala cerita rintih yang kan mengalun melalui suara hati,,, hanya kau yang kan mendengar tiada sesiapa disini selain dari tuhan yang selalu menjadi saksi abadi,,,
Suatu ketika angin berhembus dari barat perlahan membelai lembut sekujur tubuh nan terbalut busana berbunga merah hati dengan paduan cokelat nan lembut...betapa tak mampu ditebak sebuah perasaan,, suatu pemikiran dan sekeping hati yang ada pada setiap insan manusia,,,
Hai senja,,, irikah kau pada mentari yang datang dipagi hari dan terbenam disore hari,,,irikah kau pada rembulan yang datang di kala malam kelam mencekam menerangi sepanjang gelapnya malam,,,dan irikah kau pada hiasan alam ini yang bertahta lebih megah dan lebih agung dari kedatangan mu yang hanya terlihat disore hari menjelang sang muadzin mengumandangkan adzan,,lalu kau  terbalut oleh gelapnya malam,,,apakah kau tidak iri dengan waktumu yang hanya sedikit disore hari,,,
Yachhhh,,,tuhan itu sangat adil namun keadilan tuhan kadang tak terlihat jika dirasakan hanya dengan hati mendengki,,,takkan pernah bisa disyukuri jika selalu membanding-banding kan sebuah keindahan dengan kekelabuan,,,
mungkin sore ini sorang gadis kecil mengajak senja yang tiba dan berlalu dengan segera untuk sekedar berbicara tentang rasa syukur tentang catatan hati yang tak mampu tertulis diatas kertas putih yang suci,,,,yaang tak mampu terucap dengan lisan yang begitu 

Rabu, 19 Maret 2014

Mengapa remaja hobbynya suka nongkrong di jalan, di jembatan dan tempat-tempat lain?

BY Unknown No comments

Sebagaimana kita ketahui remaja adalah masa dimana mereka mencari jati diri (WHO AM I), kepo terhadap hal yang berada pada lingkungannya meskipun hal yang ia kepoin tersebut negative. Masa remaja rentan ingin merasakan semuanya. Mereka merasa kreen, ganteng dan merasa laki-laki sejati apabila ia melakukan hal-hal seperti duduk2 di pinggir jalan yang sebenarnya hanya menghabiskan masa yang tentunya tidak memiliki hasil. Hal inilah yang mesti kita robah dan hilangkan dari pemikiran para remaja kita. Seharusnya sebagai remaja mereka mesti lebih bisa berbuat banyak akan masa depannya dengan cara melakukan hal-hal positive yang tentunya akan membuahkan hal yang baik karena "apa yang kita tanam maka itu juga yang akan kita tuai". Tapi, semua bertolak belakang didalam kehidupan remaja kita sekarang mereka malah senang berpoya-poya balap-balapan dan yang ironinya mereka menghabiskan waktu untuk semua itu hingga sampai larut malam. Seolah-olah hal yang mereka lakukan itu seperti pekerjaan yang mesti akan mereka selesaikan.
Kemudia dari pihak POLPP seolah tidak merasa memiliki tanggung jawab seolah-olah mereka merelaka seluruh remaja kita terjerumus ke hal yang tidak diinginkan yang lebih ironinya saat malam, besoknya para remaja sekolah tak terlihat POLPP untuk menghentikan semua kegiatan yang remaja lakukan hingga larut malam. Inilah yang harus kita evaluasi karena untuk melakukan atau memperbaiki semua itu tentu tidak dilakukan oleh pemerintah ataupun pribadi seseorang tetapi kita haru memiliki rasa bersalah apabila kita melihat hal-hal yang tidak positif dilakukan oleh remaja.
Apalagi seorang remaja adalah agent of change bagi setiap bangsa yang tentunya harus kita jaga dan kita didik secara bersamaan untuk membentuk negeri dan bangsa yang memiliki etika, moral dan spritual yang tinggi.

Jumat, 14 Maret 2014

Pemuda Rantau Yang Malang

BY Unknown

Sudah hampir duatahun sudah seorang pemuda perantau tinggal di Negeri Orang dan dalam masa itupula agaknya pemuda itu meneguk manisnya madu pendidikan. Seorang pemuda perantau yang berangkat dari Desa untuk belajar banyak tentang ilmu, hanya bermodalkan keinginan, tekad yang bulad, harapan yang banyak, mimpi yang ingin dijadikan kenyataan, bersama do’a yang selalu menyertai setiap pengusahaan.

Setelah duatahun pula dia kehilangan semangat dan jiwa penghidupannya. Menghirup udara, menatap keindahan dunia dan melangkah seakan-akan tak bermakna. Semua terasa kosong, hilang tak bearti. Ilmu yang diberikan bagaikan sebuah sodoran makanan di dalam sendok yang akan disuapkan oleh para pengajar kepadanya hanya ditelan tampa di kunyah dimulutnya.
Setelah beberapa bulan belakangan ini, jiwa penghidupannya terbangun, semangat menjalani hari menggebu. Setelah dia mengenal seorang gadis yang bersahaja dengan keindahan wajahnya, cantik rupanya dengan sebuah jilbab yang tak hilang dimakan masa. Sifat baik, budi yang luhur dan kegembiraan selalu ia gambarkan dalam menjalani harinya. Seakan-akan hidup jauh dari beban, penderitaan dan masalah kehidupan. Siapa sosok laki-laki yang tak jatuh cinta akannya. Begitu juga dengan seorang pemuda perantauan ini.
Sebuah perkenalan membuah kedekatan penyambung silaturrahim yang baik. Agaknya seorang gadis itu telah berhasil menyusup kedinding hati seorang pemuda. Pemuda yang perlu akan bimbingan, kasihsayang dan kesetiaan. Pintu hati pemuda rantau itu membuka lebar untuk seorang gadis yang baru ia kenal. Sejak perkenalan itu, pemuda itu meraih kehidupannya kembali.
Kedekatan, kebersamaan dan kenyamanan selalu mereka gambarkan dalam setiap pertemuan, agaknya kedua insan telah menaruh hati satu sama lain.